Minggu, 23 Maret 2014

IUD POST PARTUM / PASCA PERSALINAN


Pengertian
Insersi IUD post partum terdiri dari Immediate post placental insertion (IPP) yaitu IUD dipasang dalam waktu 10 menit setelah plasenta dilahirkan dan Early post partum insertion (EP) yaitu IUD dipasang antara 10 menit sampai dengan 72 jam post partum (Pengurus Daerah IBI Daerah Istimewa Yogyakarta, 2012)
Waktu ideal untuk melakukan pemasangan IUD post partum adalah 10 menit setelah keluarnya plasenta atau paling lambat sampai 48 jam post partum (Shukla, Qureshi, Chandrawati, 2012).
 Jenis
Jenis IUD yang biasanya digunakan yaitu Copper-T 380A, Multiload Copper 375, dan IUD dengan levonorgestrel. IUD jenis copper-T 380A sangat banyak tersedia dan pada program pilihan KB pasca persalinan. Jenis IUD Copper T 380A ini paling banyak digunakan karena selain karakteristiknya yang baik, harga IUD jenis ini juga lebih terjangkau dibanding dengan jenis IUD yang lain. IUD dengan levonorgestrel (misalnya Mirena) belum terlalu banyak tersedia dan jika tersedia harganya mahal, dan IUD jenis ini biasanya tidak direkomendasikan sebagai IUD post partum. (Category 3 in WHO’s medical eligibility criteria, 2010). 
Cara kerja
IUD yang dipasang setelah persalinan selanjutnya juga akan berfungsi seperti IUD yang dipasang saat siklus menstruasi. Pada pemasangan IUD post partum, umumnya digunakan jenis IUD yang mempunyai lilitan tembaga yang menyebabkan terjadinya perubahan kimia di uterus sehingga sperma tidak dapat membuahi sel telur (Nisa’, 2011).
Keuntungan
Keuntungan dari IUD post partum ini adalah langsung bisa diakses oleh ibu yang melahirkan di pelayanan kesehatan, efektif dan aman untuk wanita yang positif menderita HIV, kesuburan dapat kembali lebih cepat setelah pelepasan, bebas dari efek samping sistemik, tidak mempengaruhi ASI, tidak mengganggu hubungan seksual dan tidak ada nyeri pada pemasangan (Shukla, Qureshi, Chandrawati, 2012).
Kelemahan
Angka keberhasilannya ditentukan oleh waktu pemasangan, tenaga kesehatan yang memasang dan teknik pemasangannya. Waktu pemasangan dalam 10 menit setelah keluarnya plasenta memungkinkan angka ekspulsinya lebih kecil ditambah dengan ketersediaan tenaga kesehatan yang terlatih (dokter atau bidan) dan teknik pemasangan sampai ke fundus juga dapat meminimalisir kegagalan pemasangan (Nisa’, 2011).
Kontraindikasi
Kontraindikasi  atau yang tidak dapat menggunakan IUD post partum adalah ruptur membrane yang lama (lebih dari 24 jam), demam atau ada gejala PID, perdarahan antepartum atau post partum yang berkelanjutan setelah bayi lahir, gangguan pembekuan darah, misalnya DIC yang disebabkan oleh pre eklampsi atau eklampsi, perdarahan pervagina yang belum diketahui sebabnya, penyakit trofoblas dalam kehamilan (jinak atau ganas), abnormal uterus, adanya dugaan kanker uterus (TBC pelvic) dan AIDS tanpa terapi antiretroviral (Nisa’, 2011).
Teknik pemasangan
Teknik pemasangan IUD post partum ada dua yaitu secara manual dan dengan ring / klem forsep. Pemasangan secara manual dilakukan dengan tangan secara langsung setelah plasenta dilahirkan dan sebelum perineorafi. Pemasang melakukan kembali toilet vulva dan mengganti sarung tangan dengan yang baru. Pemasang memegang IUD dengan jari telunjuk dan jari tengah kemudian dipasang secara perlahan-lahan melalui vagina dan serviks sementara itu tangan yang lain melakukan penekanan pada abdomen bagian bawah dan mencengkeram uterus untuk memastikan IUD dipasang di tengah-tengah yaitu di fundus uterus. Tangan pemasang dikeluarkan perlahan-lahan dari vagina. IUD yang ikut tertarik keluar saat tangan pemasang dikeluarkan dari vagina atau IUD belum terpasang di tempat yang seharusnya, segera dilakukan perbaikan posisi IUD.
Prosedur pemasangan dengan IUD menggunakan ring forceps hampir sama dengan pemasangan dengan menggunakan tangan secara langsung akan tetapi IUD diposisikan dengan menggunakan ring forceps, bukan dengan tangan ( Pengurus Daerah IBI Daerah Istimewa Yogyakarta, 2012).
Efek samping dan komplikasi
Efek samping dan komplikasi yang dapat terjadi sama seperti pada pemasangan IUD interval yaitu ekspulsi, kehamilan, infeksi, perforasi dan efek samping lain. Angka kejadian ekspulsi pada IUD sekitar 2-8 per 100 wanita pada tahun pertama setelah pemasangan. Angka kejadian ekspulsi setelah post partum juga tinggi, pada insersi setelah plasenta lepas kejadian ekspulsi lebih rendah daripada insersi yang dilakukan setelahnya. Gejala ekspulsi antara lain kram, pengeluaran per vagina, spotting atau perdarahan, dan dispareuni.
Kehamilan yang terjadi setelah pemasangan IUD post plasenta terjadi antara 2.0-2.8 per 100 akseptor pada 24 bulan.  Setelah 1 tahun, studi menyatakan angka kegagalannya 0,8 % dibandingkan dengan pemasangan IUD saat menstruasi. Prevalensi infeksi cenderung rendah yaitu sekitar 0,1 % sampai 1,1 %. Risiko infeksi panggul tidak lebih besar dibandingkan dengan insersi enam minggu post partum atau lebih lama., infeksi panggul untuk insersi post partum langsung enam bulan adalah 3 per 100 wanita. Peneliti lain melaporkan berkisar antara 1,4 - 2 per 100 wanita.
Perforasi rendah yaitu sekitar 1 kejadian perforasi dari jumlah populasi 1150 sampai 3800 wanita. Uterus post partum yang membesar menyebabkan perpindahan dari IUD. Hal ini menyebabkan peningkatan risiko perforasi rahim karena involusi uteri (Nisa’, 2011).

2 komentar:

  1. MCD: Casino - DRMCD
    › b-c-casino › b-c-casino The 충주 출장안마 MCD casino offers a great 김천 출장마사지 selection of games ranging from slots, video poker to 제주도 출장샵 scratch cards, and table games with a 강릉 출장샵 great 군산 출장마사지 range of exciting features.

    BalasHapus
  2. Casino of Chance Casino Review 2021 - 나비효과.com
    Casino of Chance Casino is licensed wooricasinos.info in Costa Rica and is one of the best casinos owned 나비효과 by the company. www.jtmhub.com Players can 출장샵 get a great welcome bonus and  토토사이트 Rating: 4.5 · ‎Review by Casino.in

    BalasHapus