Pengertian
Insersi IUD
post partum terdiri dari Immediate
post placental insertion (IPP) yaitu IUD dipasang dalam waktu 10 menit setelah plasenta dilahirkan dan Early
post partum insertion (EP) yaitu IUD
dipasang antara 10 menit sampai dengan 72 jam post partum (Pengurus Daerah IBI Daerah Istimewa Yogyakarta, 2012)
Waktu ideal untuk
melakukan pemasangan IUD post
partum adalah 10 menit setelah keluarnya plasenta atau paling lambat sampai 48 jam post partum (Shukla, Qureshi,
Chandrawati, 2012).
Jenis
Jenis IUD yang biasanya digunakan yaitu Copper-T 380A, Multiload Copper 375, dan IUD dengan levonorgestrel. IUD jenis
copper-T 380A sangat banyak tersedia dan pada program pilihan KB pasca persalinan. Jenis IUD Copper T 380A ini paling
banyak digunakan karena selain karakteristiknya yang baik, harga IUD jenis ini juga lebih terjangkau
dibanding dengan jenis IUD yang lain.
IUD dengan levonorgestrel (misalnya Mirena) belum terlalu banyak tersedia dan jika tersedia harganya mahal,
dan IUD jenis ini biasanya tidak
direkomendasikan sebagai IUD post partum. (Category 3 in WHO’s medical eligibility criteria, 2010).
Cara kerja
IUD yang dipasang setelah
persalinan selanjutnya juga akan berfungsi seperti IUD yang dipasang saat siklus menstruasi. Pada pemasangan IUD post
partum, umumnya digunakan jenis IUD
yang mempunyai lilitan tembaga yang menyebabkan terjadinya perubahan kimia di uterus sehingga sperma tidak dapat
membuahi sel telur (Nisa’, 2011).
Keuntungan
Keuntungan dari IUD post partum ini
adalah langsung bisa diakses oleh ibu
yang melahirkan di pelayanan kesehatan, efektif dan aman untuk wanita yang positif
menderita HIV, kesuburan dapat kembali lebih
cepat setelah pelepasan, bebas dari efek samping sistemik, tidak mempengaruhi
ASI, tidak mengganggu hubungan seksual dan tidak ada nyeri pada pemasangan (Shukla,
Qureshi, Chandrawati, 2012).
Kelemahan
Angka keberhasilannya
ditentukan oleh waktu pemasangan, tenaga kesehatan yang memasang dan teknik
pemasangannya. Waktu pemasangan dalam 10 menit setelah keluarnya plasenta memungkinkan angka ekspulsinya lebih
kecil ditambah dengan ketersediaan tenaga kesehatan yang terlatih (dokter atau
bidan) dan teknik pemasangan sampai ke fundus juga dapat meminimalisir kegagalan
pemasangan (Nisa’, 2011).
Kontraindikasi
Kontraindikasi
atau yang tidak dapat menggunakan IUD
post partum adalah ruptur membrane yang lama (lebih dari 24 jam), demam atau ada gejala PID, perdarahan antepartum atau post partum yang berkelanjutan setelah bayi lahir, gangguan pembekuan darah, misalnya DIC yang disebabkan oleh pre eklampsi atau eklampsi, perdarahan pervagina yang belum diketahui sebabnya, penyakit trofoblas dalam kehamilan (jinak atau
ganas), abnormal uterus, adanya dugaan kanker uterus (TBC
pelvic) dan AIDS tanpa terapi
antiretroviral (Nisa’, 2011).
Teknik pemasangan
Teknik pemasangan IUD post partum
ada dua yaitu secara manual dan dengan ring / klem forsep. Pemasangan secara
manual dilakukan dengan tangan secara langsung setelah plasenta dilahirkan dan sebelum perineorafi. Pemasang
melakukan kembali toilet vulva dan
mengganti sarung tangan dengan yang baru. Pemasang memegang IUD dengan jari telunjuk dan jari tengah
kemudian dipasang secara perlahan-lahan melalui vagina dan serviks
sementara itu tangan yang lain melakukan penekanan pada abdomen bagian bawah dan mencengkeram uterus untuk memastikan IUD dipasang di tengah-tengah yaitu di fundus uterus. Tangan pemasang
dikeluarkan perlahan-lahan dari vagina.
IUD yang ikut tertarik keluar saat
tangan pemasang dikeluarkan dari vagina atau IUD belum
terpasang di tempat yang seharusnya, segera dilakukan perbaikan posisi
IUD.
Prosedur pemasangan dengan IUD menggunakan ring forceps hampir sama dengan pemasangan
dengan menggunakan tangan secara langsung akan tetapi IUD diposisikan dengan menggunakan ring forceps, bukan dengan
tangan ( Pengurus
Daerah IBI Daerah Istimewa Yogyakarta, 2012).
Efek samping dan komplikasi
Efek samping dan komplikasi yang dapat terjadi
sama seperti pada pemasangan IUD
interval yaitu ekspulsi, kehamilan, infeksi, perforasi
dan efek samping lain. Angka
kejadian ekspulsi pada IUD sekitar 2-8 per 100 wanita pada
tahun pertama setelah pemasangan. Angka kejadian ekspulsi setelah post partum
juga tinggi, pada insersi setelah plasenta lepas kejadian ekspulsi lebih rendah daripada insersi yang dilakukan setelahnya.
Gejala ekspulsi antara lain kram, pengeluaran per vagina, spotting atau perdarahan, dan dispareuni.
Kehamilan yang terjadi setelah
pemasangan IUD post plasenta terjadi antara 2.0-2.8 per 100 akseptor pada 24
bulan. Setelah 1 tahun, studi menyatakan angka kegagalannya 0,8 %
dibandingkan dengan pemasangan IUD
saat menstruasi. Prevalensi
infeksi cenderung rendah yaitu sekitar 0,1 % sampai 1,1 %. Risiko
infeksi panggul tidak lebih besar dibandingkan dengan insersi enam minggu post partum atau lebih lama., infeksi
panggul untuk insersi post partum
langsung enam bulan adalah 3 per 100 wanita. Peneliti lain melaporkan berkisar
antara 1,4 - 2 per 100 wanita.
Perforasi rendah yaitu sekitar 1
kejadian perforasi dari jumlah populasi 1150 sampai 3800 wanita. Uterus post partum yang membesar menyebabkan
perpindahan dari IUD. Hal ini
menyebabkan peningkatan risiko perforasi
rahim karena involusi uteri (Nisa’,
2011).
MCD: Casino - DRMCD
BalasHapus› b-c-casino › b-c-casino The 충주 출장안마 MCD casino offers a great 김천 출장마사지 selection of games ranging from slots, video poker to 제주도 출장샵 scratch cards, and table games with a 강릉 출장샵 great 군산 출장마사지 range of exciting features.
Casino of Chance Casino Review 2021 - 나비효과.com
BalasHapusCasino of Chance Casino is licensed wooricasinos.info in Costa Rica and is one of the best casinos owned 나비효과 by the company. www.jtmhub.com Players can 출장샵 get a great welcome bonus and 토토사이트 Rating: 4.5 · Review by Casino.in